GAMBARAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG
PERAWATAN TALI PUSAT PADA
BAYI DI DESA
………. KEC. ………. KABUPATEN
……….
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
NIM. ...............
DEPARTEMEN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN DEPKES ........
PROGRAM STUDI
................
TAHUN
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era globalisasi yang semakin maju diharapkan bangsa Indonesia
dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dalam
bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan bayi dan anak yang tidak
terpecahkan dari keluarga dan masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam
keluarga adalah peranan ayah, ibu dan anak, dimana fungsi pokok keluarga adalah
terhadap anggota keluarganya adalah asah, asih, & asuh. Sehingga dibutuhkan
peranan ibu dalam pengasuhan dan perawatan yang baik untuk bayinya. Kebanyakan
perawatan bayi baru lahir yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
dalam perawatan bayi baru lahir terutama tali pusatnya. Terutama didaerah
pelosok yang merawat bayinya dengan menggunakan cara tradisional serta
pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pelayanan neonatal atau bayi baru
lahir (DepKes RI, 2009)
Menurut The World Health Report 2008, AKB di Indonesia
mencapai 20/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007/2008). Berarti setiap jam terdapat
10 bayi baru lahir meninggal, setiap hari ada 246 bayi meninggal dan setiap
tahun ada 89.770 bayi baru lahir yang meninggal. Kematian bayi lahir sebesar
79% terjadi setiap minggu pertama kelahiran terutama pada saat persalinan.
Sebanyak 54% terjadi pada tingkatan keluarga yang sebagian besar disebabkan
tidak memperoleh layanan rujukan dan kurangnya pengetahuan keluarga akan
kegawatdaruratan pada bayi . Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah
prematuritas dan BBLR (29%), asfiksia (gangguan pernapasan) bayi baru lahir
(27%), tetanus neonatorum (10%) dan masalah pemberian ASI (10%) . (Sinar
Harapan, ..........). Sedangkan jumlah angka kematian bayi di Provinsi
JawaTimur pada Tahun 2005-2008 adalah 1.162 (18,5%) bayi. Dan untuk Kabupaten
.......... pada tahun 2006-2008 teradapat 187 bayi meninggal atau 9/1000
kelahiran hidup. (DinKes. Kab. ..........)
Masalah yang ada di tempat penelitian yaitu di desa
.......... kecamatan.......... ini
adalah masih terdapat ibu yang menggunakan daun sirih untuk membungkus tali
pusat, adapula yang menggunakan remasan daun sirih dengan garam, sehingga hal
ini dapat menyebabkan infeksi. Terbukti pada tahun 2007 terjadi kematian
seorang bayi akibat tetanus neonatorum.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 30 juni .......... di
BPS seorang bidan yang ada di wilayah Desa .......... (BPS Dina
Oktarini,Amd.Keb.). Terdapat 10 orang ibu yang melahirkan dan 4 orang (4%)
mengatakan merawat tali pusatnya dengan remasan daun sirih dan garam karena
dianggap tidak menimbulkan bau yang kurang sedap juga tali pusat pada bayi
cepat puput. Namun ada juga 4 ibu (4%) yang merawat tali pusat anaknya
menggunakan kassa yang direndam alkohol, dengan alasan yang sama. Sedangkan
hanya 2 orang (2%) yang merawat tali pusat bayinya menggunakan kassa steril
yang dianjurkan bidan.
Salah satu upaya atau cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi
angka kematian bayi karena infeksi tali pusat (Tetanus Neonatorum) seperti yang
disampaikan Menteri Kesehatan RI pemerintah menggunakan strategi yang pada
dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan maternal dan neonatal berkualitas
yang Cost – Efective yang tertuang dalam tiga pesan kunci, yaitu :
- Setiap kehamilan diberikan Toksoid Tetanus yang sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum.
- Hendaknya sterilitas harus diperhatikan benar pada waktu pemotongan tali pusat demikian pula perawatan tali pusat selanjutnya.
- Penyuluhan mengenai perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan ketiga pesan kunci
tersebut dan pencapaiannya, target yang telah ditetapkan untuk Angka Kematian
Bayi pada tahun 2010 adalah 16/1000 kelahiran hidup (DepKes RI,2009).
Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini diberi judul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa
.......... Kecamatan .......... Kabupaten ..........”
B. BATASAN
MASALAH & RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas, maka batasan
masalah dalam penelitian ini adalah : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Tali Pusat Pada Bayi Di Desa .......... Kecamatan .......... Kabupaten
.......... sebatas “tahu”
Dan rumusan masalah dari penelitian ini adalah :“ Bagaimanakah
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa
.......... Kecamatan .......... Kabupaten ..........?”
C.
TUJUAN PENELITIAN
- Tujuan Umum
Mengetahui
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa
.......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........
- Tujuan Khusus
-
Untuk mengidentifikasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian Cara Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
Di Desa .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........
-
Untuk mengidentifikasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
Di Desa .......... Kecamatan .......... Kabupaten ...........
-
Untuk mengidentifikasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang cara Penanggulangan atau Pencegahan Infeksi
Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Di Desa .......... Kecamatan ..........
Kabupaten ...........
D.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep teori yang menyongsong perkembangan ilmu
pengetahuan kebidanan khususnya pada pengetahuan tentang perawatan tali pusat
Manfaat Praktis
Dapat memberikan masukan yang berarti bagi para ibu dalam
meningkatkan pengetahuan tentang perawatan tali pusat melalui perseptif
motivasi
Bagi peneliti atau Mahasiswa
Meningkatkan keilmuan di bidang kesehatan dalam rangka memenuhi
tuntutan IPTEK
Bagi Instansi pelayanan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan masukan bagi
pengelola kesehatan untuk mengembangkan pendidikan kesehatan (penyuluhan ) bagi
masyarakat sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
bacaan dan bahan untuk penelitian selanjutnya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Konsep Dasar
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sehingga sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Pengetahuan ini domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
(Notoatmodjo, 2003 hal 127 ).
Pengetahuan adalah dua buah kelebihan
manusia dibanding dengan mahluk lain ciptaan Allah, dengan pengetahuan (knowledge)
maka manusia dapat mengetahui apa air, api, alam dan sebagainya. (Suyanto dan
Umi Salamah, 2009 hal 1 ).
a.
Tingkat Pengetahuan
1.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap apa
yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata kerja untuk mengukur tingkat
pengetahuan seseorang atau si ibu tentang apa yang telah dipelajari antara lain
ibu bias menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
2.
Memahami (Comprehesion)
Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahuinya.
Seseorang atau ibu yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menjelaskan, menyimpulkan, tentang materi yang
dipelajari. Misalnya menjelaskan mengapa harus periksa hamil trismester I, II
dan III.
3.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya). Misalnya si ibu mampu memecahkan masalah atau
problem yang terjadi pada kehamilannya tersebut mengalami kelainan / tidak.
4.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan si ibu
untuk membedakan bahwa kehamilan yang dialami normal atau ada kelainan, misal
mual muntah yang biasa merupakan hal yang wajar pada sebagian ibu hamil.
5.
Sintetis (Syntetis)
Sintetis adalah suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun rencana, merencanakan, dan
menyelesaikan antara teori atau materi yang telah ada. Contoh seperti : dalam
teori tanda-tanda hamil muda adalah mual, muntah, dan pusing sedang dalam
kenyataan kebanyakan ibu hamil muda mengeluh mual, muntah, dan pusing.
6.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan kemampuan
untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri. Misalnya, si ibu dapat membandingkan
antara ibu hamil yang diperiksa rutin pada kehamilan, dengan ibu hamil yang
tidak mau diperiksa saat hamil (Notoatmodjo, 2003 hal 129 ).
b.
Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
1.
Usia
Yaitu waktu untuk hidup /
ada sejak di lahirkan. Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin
cukup usia tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
2.
Pendidikan
Pendidikan seseorang
mempengaruhi cara pandanganya terhadap diri dan lingkungan. Oleh karena itu
akan berbeda orang yang berpendidikan tinggi dibanding yang berpendidikan
rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi.
3. Pekerjaan
Dengan adanya pekerjaan
seseorang memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap
penting memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang
sedikit untuk memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang mereka
miliki jadi berkurang. (Notoatmodjo, 2003:232)
4. Paritas
Paritas adalah keadaan
wanita yang pernah melahirkan bayi hidup. Dimana para wanita memperoleh
pengetahuan dari pengalaman pribadi. Pengalaman merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung
ataupun tidak langsung ,namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
5. Intelegensia
Intelegensia prinsipnya
mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri dan cara – cara pengambilan keputusan.
6. Sosial Ekonomi
Individu yang berasal dari
keluarga status ekonomi baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif
memandang diri dan masa depanya dibandingkan dengan keluarga sosialnya
ekonominya lebih rendah.
7. Sosial Budaya
Adat istiadat yang berlaku
setiap daerah akan berpengaruh terhadap prilaku seseorang.
8. Jenis kelamin
Jenis kelamin berkaitan
dengan prilaku, modal bahwa individu melakukan modal sesuai jenis kelaminya
(Notoatmodjo, 2003 hal 133 ).
c.
Penilaian pengetahuan
Pengetahuan Baik
Bila
prosentase hasil 76 – 100 %
Pengetahuan Cukup
Bila
prosentase hasil 56 – 75 %
Pengetahuan Kurang
Bila
prosentase hasil 40 – 55 %
Pengetahuan Rendah
Bila
prosentase hasil < 40%
( Arikunto, 2006 )
2.
Konsep Dasar Tali Pusat
a.
Pengertian Tali Pusat
Tali pusat adalah struktur
berbentuk tali kecil (Ahmad A.K. Muda ,2000;132)
Tali pusat terdiri dari
bagian maternal (desidua basalis) dan bagian janin (vili korionik). Permukaan
maternal lebih memerah dan terbagi menjadi beberapa bagian (kotiledon). Permukaan
fetal ditutupi dengan membran amniotik dan merupakan membran yang halus serta
berwarna kelabu dengan tonjolan pembuluh darah sehingga tali pusat tidak hanya
sebagai penyalur sumber makanan dan sebagai penyaring bagi janin. (
Sarwono,2006)
Tali pusat atau umbilical
cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. (Akbar,
2008).
Dikatakan saluran kehidupan
karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan
oksigen pada janin. Tetapi begitu bayi lahir saluran ini tidak diperlukan lagi
sehingga harus dipotong dan dijepit.
Sebelum memotong tali pusat
dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya
perdarahan seperti :
1.
Alat pengikat tali pusat
atau klem harus selalu siap sedia
2.
Pantau kemungkinan terjadi
perdarahan
b.
Manfaat perawatan tali
pusat
Ada 3 manfaat perawatan tali pusat
menurut Admin,2009 yaitu :
1.
Dapat merawat tali pusat
dengan tehnik septik dan aseptic
2.
Dapat membersihkan tali
pusat dan sekitarnya
3.
Dapat mencegah timbulnya
infeksi oleh bakteri.
c.
Penatalaksanaan
perawatan tali pusat dengan benar
Menurut Depkes RI (Panduan APN,2004;4-7)
adalah :
1.
Jangan membungkus pusar atau
perut ataupun mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat,
nasehati keluarga untuk tidak memberikan apapun pada tali pusat bayinya.
2.
Menutup luka tali pusat dengan dibalut kassa
steril dan kering
3.
Beri nasehat pada
keluarganya sebelum penolong meninggalkan bayinya :
-
Lihat popok dibawah puntung
tali pusat.
-
Jika puntung tali pusat
kotor, cuci secara hati – hati dengan air matang (DTT/Desinfeksi Tingkat
Tinggi) dan sabun. Keringkan secara seksama dengan air bersih.
-
Jelaskan pada ibu bahwa ia
harus mencari bantuan perawatan jika tali pusat menjadi merah atau mengeluarkan
nanah atau darah.
-
Jika pusat menjadi merah
atau keluar nanah maupun darah, segera rujuk bayi tersebut ke fasilitas yang
mampu untuk menangani dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir secara
lengkap.
Menurut penelitian serta rekomendasi
WHO, cara merawat tali pusat yaitu :
Cukup membersihkan pangkal
tali pusat menggunakan air dan sabun , lalu kering anginkan hingga benar –
benar kering. Penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan
air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang
dibersihkan menggunakan alkohol. Meski demikian, praktek membersihkan tali
pusat dengan alkohol juga tidak sepenuhnya dilarang karena bahkan di beberapa
negara maju pun masih diterapkan. Pertimbanganya, tali pusat yang dirawat tanpa
menggunakan alcohol terkadang menimbulkan aroma yang menyengat. Hal inilah yang
membuat orang tua merasa khawatir. Bila orang tua ragu untuk menentukan cara
mana yang akan diterapkan, lebih baik diskusikan dengan dokter.
Selama sebelum tali pusatnya
puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air.
Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasanya, untuk menjaga tali pusat tetap
kering. Jangan khawatir, bayi anda tetap wangi meskipun hanya dilap saja selama
seminggu. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah bagian pangkal tali pusat
bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, anda harus sedikit mengangkat
(bukan menarik tali pusat). Tenang saja, bayi anda tidak akan merasa sakit.
Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan
kain kassa steril atau kapas. Setelah itu kering anginkan tali pusat. Anda
dapat mengipas dengan tangan atau meniupnya untuk mempercepat pengeringan. Tali
pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali sehari selama pembalut tali pusat
tidak dalam keadaan kotor atau basah.
Tali pusat juga tidak boleh
ditutup rapat dengan apaqpun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain
memperlambat puputnya tali pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi.
Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat pada bagian atas tali pusat dengan
kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat leluasa mendapat
udara. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar cepat mengering
dan terlepas.
d.
Cara penanggulangan
atau pencegahan infeksi pada tali pusat
1.
Penyuluhan bagi ibu pasca
melahirkan tentang merawat tali pusat
2.
Memberikan latihan tentang
perawatan tali pusat pada ibu pasca persalinan
3.
Instruksikan ibu untuk
selalu memantau keadaan bayinya
4.
Lakukan perawatan tali pusat
setiap hari dan setiap kali basah atau kotor. (Arin & Akbar :2009)
B. Kerangka Konseptual (Silahkan Susun Sendiri)
Ibu pasca
post partum & hamil trimester III
|
||||
|
-
Baik : 76 – 100%
-
Cukup : 56 - 75%
-
Kurang : 40 – 55%
-
Rendah : < 40%
( Arikunto, 2006 )
Terjadi infeksi
Tidak terjadi infeksi
Perawatan
tali pusat:
1. pengertian
perawatan tali pusat
2. manfaat
perawatan tali pusat
3. penatalaksanaan
perawatan tali pusat
4. cara
penanggulangan atau pencegahan infeksi
Memahami
Aplikasi
1. Analisis
2. Sintasis
3. Evaluasi
Intelegensia
Sosial
Ekonomi
Sosial
Budaya
Jenis
Kelamin
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang perawatan tali pusat
Keterangan :
= Variabel tidak diteliti
= Variabel yang diteliti.
( Notoatmodjo, 2006 dan Arikunto 2006 ).
Adapun variabel yang
diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat meliputi :
tingkat tahu, Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
usia, pendidikan, pekerjaan , paritas. Semua faktor tersebut mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat pada bayinya.
Pengetahuan adalah suatu
yang diketahui, yang ditangkap dengan panca indra manusia baik secara formal
maupun informal. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali
pusat, diharapkan semakin mudah dalam menerima informasi tentang perawatan tali
pusat.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang – bangun Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif yaitu penelitian atau penelaah subyek dengan tujuan utama
mendeskriptifkan atau menggambarkan tentang suatu keadaan atau peristiwa.
(Suyanto dan Umi salamah, 2009).
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan masalah
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Dalam penelitian ini menggunakan rancangan atau desain survey,
suatu desain yang digunakan untuk menyediakan informasi berhubungan dengan
prevalensi, populasi. (Nursalam, 2003)
B. Variabel Penelitian
1. Variabel penelitian adalah konsep atau teori dapat diukur
(Measurable) atau diamati (observable). (Suyanto & Ummi Salamah, 2009) Pada
penelitian ini variabelnya adalah tingkat pendidikan ibu tentang perawatan tali
pusat pada bayi.
2. Definisi Operasional
Adalah
definisi berdasrakan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan
tersebut.
VARIABEL
|
DEFINISI OPERASIONAL
|
KRITERIA
|
SKALA
|
Variabel tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan tali pusat
|
Merupakan
hasil tahu dari ibu tentang perawatan
tali pusat sampai tingkat “Tahu”
Diharapkan
ibu mampu menjawab pertanyaan meliputi :
-
Pengertian
Perawatan tali pusat
-
Manfaat
perawatan tali pusat
-
Penatalaksanaan
Perwatan tali pusat
-
Cara
penanggulangan atau pencegahan infeksi
(Notoatmodjo, 2003 hal: 129)
|
76
– 100% baik
56
– 75% cukup
40
– 55% kurang
0
– 40% rendah
(Arikunto,
2006)
|
Ordinal
|
Table 3.1 Definisi operasional
tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan tali pusat pada bayi
C. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti
(Soekidjo Notoadmodjo, 2003; 93).
Jumlah ibu yang melahirkan dan ibu hamil dengan umur kehamilan
pada trimester III di Desa .......... selama bulan Juni – Juli adalah 20 ibu.
D. Sampel
Sample adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti
dan dianggap memiliki seluruh populasi (Soekidjo Notoadmodjo, 2003; 93).
Sample dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan dan
ibu hamil dengan umur kehamilan pada trimester III di Desa .......... Kecamatan
……… - ……….yaitu 20 orang. Yang diambil dengan cara non probability sampling.
Menurut Arikunto (2006 ;131) “ Jika subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambli
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subyeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25% atau lebih.”.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat : Desa .......... Kecamatan .......... Kabupaten ..........
Waktu : Penelitian dilakukan selama 4 bulan dimulai bulan Juni –
September
…………….
Pemilihan
wilayah tersebut karena masih adanya ibu yang merawat tali pusat bayinya
menggunakan ramuan.
F. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.
Instrumen
Penelitian
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah kuesioner tertutup
yang berbentuk Closed Ended Question yang mana memilih jawaban yang
sesuai yang diketahui responden. Peneliti juga menggunakan data sekunder berupa
rekam medis bidan wilayah, dan data geografi wilayah desa ........... Selain
itu peneliti juga melakukan observasi terhadap cara ibu merawat tali pusat
bayinya.
2.
Prosedur pengumpulan data
Dalam pengumpulan data peneliti melakukan proses – proses seperti
berikut ini:
a. Peneliti mendapat informed concent
b. Peneliti memberikan penjelasan sebelum mengisi kuesioner.
c. Peneliti memberikan kuesioner pada ibu
d. Hasil kuesioner dikumpulkan dengan pemberian kode dan dilakukan
e. penilaian skor.
G. Tehnik Analisis Data
1.
Pengolahan data kuesioner
Setelah
data terkumpul dilakukan pengolahan data dengan tahap – tahap sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan data (Editing)
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui
kuesioner ini berarti bahwa semua kuesioner ini harus diteliti satu persatu
tentang kelengkapan pengisian dan kejelasan penelitian. Jika terdapat jawaban
yang tidak jelas penulisanya atau daftar pertanyaan yang tidak berarti maka
pengumpulan data yang bersangkutan diminta untuk menjelaskan dan melengkapinya.
b.
Pemberian
kode (Coding)
Memberi tanda kode pada jawaban angka, hal ini dimaksudkan agar
lebih mudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data yang diberi nilai 1 untuk
jawaban benar dan 0 untuk jawaban yang salah.
c.
Penyusunan Data (Tabulation)
Yaitu dengan menyusun data dalam bentuk table untuk mengetahui
pengetahuan dihitung menggunakan table ditabulasi frekuensi dalam bentuk
prosentase. (Budiarto,2001 :29-31)
d.
Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dari responden
dihitung dengan menggunakan table tabulasi frekuensi dalam bentuk prosentase dan
dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut :
Jawaban
benar nilai :1
Jawaban
salah nilai : 0
76 – 100% baik
56 – 75% cukup
40 – 55% kurang
0 – 40% rendah
(Arikunto, 2006)
Kemudian
prosentase bisa didapat dengan menggunakan rumus :
P =
f . 100%
n .
Keterangan
:
P :
Prosentase
f : jumlah frekuensi yang
memiliki kriteria baik /sedang/ cukup / tidak baik
n : jumlah keseluruhan responden
H. Etika Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada
kepala Desa .......... dan Bidan setempat melalui surat ijin permohonan dari
Poltekes ……… Prodi Kebidanan, lalu mengadakan penelitian dengan etika
1.
Informed concent
Merupakan lembar persetujuan yang akan diedarkan sebelum
penelitian dilakukan pada seluruh klien yang memenuhi kriteria inklusi untuk diteliti.
Tujuannya supaya mengerti maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang akan
terjadi selama pengumpulan data. Apabila klien yang bersedia diteliti harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika klien menolak diteliti
peneliti menghormati haknya.
2.
Anonymity
Nama subyek tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Untuk
mengetahui keikutsertaan responden peneliti menuliskan nomor kode pada masing –
masing lembar pengumpulan data.
3.
Confidentiality ( kerahasiaan )
Informasi yang telah dikumpulkan dari
subyek dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada hasil
penelitian.
I. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Burn
dan Grove (1991;26) yang dikutip Nursalam (2003) dalam penelitian ini penulis
banyak memiliki keterbatasan yaitu :
1.
Sample yang digunakan ibu
pasca melahirkan dan ibu hamil dengan umur kehamilan pada trimester III di Desa
.......... kecamatan .......... dengan jumlah yang minim.
2.
Keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, karena baru pertama kali mengadakan penelitian, yaitu waktu dan
dana, maka peneliti mengambil sampel 20 ibu dengan evaluasi perawatan tali
pusat.